Di sebuah kaki gunung yang gundul dan tandus. Seorang bapak tua memikul sebuah kantung penuh berisi bibit pohon kayu di bahunya, sementara sebuah cangkul berada di bahu yang lain . Sepanjang hari pak tua menggali lobang dan memasukan bibit-bibit pohon tersebut. Begitulah kerja pak tua setiap hari. Ketika malam tiba, ia memetik sayur-sayur yang bertumbuh liar di kaki gunung itu untuk menjadi santapannya di malam nanti.
Suatu hari sejumlah murid sekolah datang berpiknik di kaki gunung tersebut, dan mereka begitu heran melihat pak tua yang seakan melakukan suatu pekerjaan yang amat tak berarti, karena tempat itu nampak tandus dan tak mungkin bibit-bibit itu akan bertumbuh subur.
“Aku hidup di tempat ini dan aku telah menaburkan jutaan benih pohon kayu. Namun hanya 1 persen saja yang tumbuh. Tapi aku tak akan berputus asa. Di hari tuaku, aku ingin terus menaburkan benih di sini.”
Tahun terus beralih. Anak-anak sekolah tersebut telah bertumbuh dewasa. Ketika mereka datang lagi ke kak....
... baca selengkapnya di Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Jumat, 28 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Kama Sutra (Sanskerta: काम; kāma, yang berarti keinginan, hasrat, cinta atau nafsu) dan (सूत्र; sūtra, yang berarti benang atau rangkaian) ...
-
Selamat datang di website OriOn, media bisnis online Anda Perhatian: Website kami tidak menjanjikan iming-iming kaya dalam sem...
-
Dag… dig… dug, terdengar suara detak jantungku saat namaku dipanggil ibu guru untuk maju ke depan kelas menyelesaikan salah satu soal matema...
-
Sex dari kata six atau enam. Diambil dari urutan 10 perintah Allah yang dibawa oleh nabi Musa, yaitu dilarang berbuat cabul. Seks adalah ke...
-
Tak ada yang istimewa dalam hidup Rofan. Dia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Dia mempunyai seorang kakak perempuan, satu adik cewek...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar